BIODATA
Nama : Nurromantis
Jenis
kelamin : Perempuan
Agama :Islam
Alamat : Jl.Lintas Timur
No.016 Desa Sukaraja Baru Kec.IndralayaSelatan Kab.Ogan Ilir Kode Pos.30662
No
hp :
0821-7580-7475
Email : Nurromantis@ittifaqiah.ac.id
Facebook : Nur Aisyah Romantis
Line : nur romantis
Blogspot :nurromantis201501084.blogspot.com
Riwayat
pendidikan
2005
– 2010 SD Negeri 03 Indralaya Selatan
2010
– 2012 SMP Negeri 03 Indralaya Selatan
2012
- 2014 SMK Negeri 1 Indralaya Selatan
KESAN SELAMA DI STITQI:
Mulai
awal mendaftar kuliah di STITQI di hati saya sudah tertanam niat untuk
memperbaiki ahlak saya yang mungkin kurang baik selama ini.
Telah
banyak pelajaran yang saya dapatkan di STITQI mulai dari kewajiban sebagai
seorang hamba-Nya, sebagai seorang anak, sebagai saudara, sahabat, teman bahkan seorang
mahasiswi.
Dan
saya bersyukur bisa melanjutkan perguruan tinggi di STITQI.
HARAPAN SAYA KEDEPANNYA UNTUK
STITQI:
Semoga
STITQI menjadi lebih baik lagi,
meningkatkan kualitas baik Tenaga Pengajar maupun Mahasiswa/i nya. Dan cita-cita
untuk menjadi Institute nya tercapai.
OPINI
TENTANG “HOAX”
Hoax merupakan sebuah pemberitaan palsu adalah usaha untuk menipu
atau mengakali pembaca/pendengarnya untuk mempercayai sesuatu, padahal sang
pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa berita tersebut palsu.
Penyebaran berita hoax bisa melalui
banyak cara, berita hoax bisa menyebar melalui sosial media, forum, situs resmi
media tersebut, dan bahkan dari perbincangan mulut ke mulut. Namun yang paling
sering dijumpai adalah penyebaran berita hoax melalui sosial media seperti
Facebook, Twiter, Instagram, Line, Watshap dan lain-lain.
Hoax dapat kita kenali
dengan melihat beberapa ciri-ciri nya, antara lain :
1. Sumber
berita yang kurang bisa dipercaya
2. Foto dan video
dalam berita tersebut merupakan rekayasa, atau foto tidak sesuai dengan isi
berita
3. Biasanya
mengandung unsur politik atau saran
4. Menggunakan
kalimat-kalimat profokatif
5. Sering
mendapat komentar negatif namun disisi lain juga ada yang percaya berita
tersebut.
Kemajuan teknologi
informasi saat ini merupakan salahsatu penyebab munculnya berita hoax, sebagai
masyarakat kita harus bisa menyaring informasi yang ada. Mungkin hampir
mustahil untuk kita terhindar dari berita hoax, tapi kita bisa meminimalisirnya
dengan mencermati ciri-ciri berita hoax yang sudah penulis
cantumkan diatas.
Hoax sedang mendapatkan
momentum sebagai bagian dari hiruk-pikuk politik Ibu Kota. Tulisan ini hendak
mengaitkan hoax, yang berarti berita bohong atau fitnah, dengan wilayah yang
paling sensitif, yakni agama, khususnya Islam.
Jauh sebelum menyerang
politik Ibu Kota, berita bohong telah menggerogoti sendi-sendi keberislaman,
sehingga umat Islam hanyut dalam silang pendapat dan konflik yang sebenarnya
semu karena ditopang oleh hoax. Seringkali kita bertengkar atas nama keyakinan
(yang subyektif dan palsu), bukan kebenaran (obyektif dan nyata).
Lebih jauh, dalam
sejarah Islam, berita bohong dicatat sebagai penyebab pertama guncangan besar
bagi tatanan keislaman yang telah dibangun oleh Nabi Muhammad. Itu terjadi saat
terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan, yang kemudian disebut sebagai al-fitnah
al-kubra (fitnah besar). Saat itu, umat Islam saling menebar berita bohong
tentang pembunuhan Khalifah Usman untuk kepentingan politik sehingga terjadi
perpecahan pertama dalam sejarah Islam, yang bermuara pada peperangan antara
Ali dan Muawiyah serta lahirnya sekte-sekte dalam Islam. Karena itu, tak aneh
jika Sayyidina Ali buru-buru menasihati umat Islam agar jangan terjebak dalam
kekacauan tersebut lantaran terprovokasi oleh berita bohong.
Kesucian agama dari
berita bohong bersifat signifikan dan mendasar. Sejak awal, Al-Quran Surat
Al-Hijr ayat 9 menegaskan bahwa apa yang difirmankan-Nya adalah benar-benar
dari-Nya dan akan terus Dia jaga sampai akhir masa. Nabi diutus sebagai manusia
suci (ma'shum) untuk meneguhkan kesucian agama yang dibawanya dari tuduhan atau
prasangka berita bohong. Walhasil, Tuhan begitu keras terhadap pembuat dan
penyebar berita bohong: melaknat, menyebut tak beriman, dan memastikan
tempatnya di neraka. Sebab, berita bohong dalam keberagamaan bukan hanya
membuat kesucian agama batal, tapi juga memaksa umat menerimanya meski
bertentangan dengan akal. Walhasil, tutur Ibn Rusyd, "Jika kau ingin
menguasai orang bodoh, bungkuslah segala hal dengan agama."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar